“Ini salah satu ancaman masa depan bangsa. Kita harus bergerak,” tegas Cheka yang dari data itu mencetuskan program bageuruntuk orang miskin ekstrem. Program orang tua asuh untuk membantu atau save anak stunting.

Apa ItuStunting?

Apa itu stunting menurut WHO dan Perpres nomor 72 tahun 2021 Sudah sama. Stunting gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Tanda stunting berdasarkanWHO danPerpres nomor 72 tahun 2021, bila panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Apa dampak stunting?

Ketua DPC Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Tasikmalaya Otong Kusmana SKM, MPH,menuturkan soal perlunya save anak stunting  

Menurut Otong, dampak anak stunting bagi keluarga akan terasa di masa depan.  Memiliki anak stunting, bukannya membantu orang tuanya saat usia dewasanya. 

“Malah mungkin menjadi beban keluarganya. Nah ini yang dikhawatirkan oleh kita semua. Harus fokus tangani stunting," jelas Otong.

Ciri anak stunting tutur Otong,  tumbuhnya kurang tinggi dari ukuran standar. Juga kepintarannya kurang maksimal. Kondisi yang demikian ini, merupakan ancaman bagi pertumbuhan generasi masa depan.

Sebagai ahli gizi,Otong yakin, stunting bisa sejak dini dicegah. Tetapi harus melibatkan semua pihak. Mulai keluarga ibu hamil, ibu hamilnya sendiri, lingkungan, juga pemerintah.

"Anak stunting awal lahir terdeteksi. Kalau lahir kurang dari 48 cm (panjangnya), ini punya risiko ke depan stunting. Kurang gizi," papar Otong.

Dalam talkshow Semangat Pagi dengan host Sasa Sarasa,  Otong Kusmana menjelaskan, rasa khawatir dari para ibu hamil anaknya akan stunting, harus jadi motivasi mereka membangkitkan kewaspadaan.

"Waspada agar anak lahir tidak kuramg daei 48 cm," ujar Otong.

Otong kembali menjelaskan, dampak anak stunting tidak main-main. Makanya disebut sebagai ancaman bagi masa depan bangsa. 

Berikut ini dampak stunting paparan Otong: