WASTU.ID - Sepekan ini mikirin resep olahan daging sapi. Maksudnya buat jadi bahan tulisan. Eh, semalam saat tidur, malah mimpi ketemu Jokowi.

Waduh, dasar mimpi. Suka diluar dugaan. Dimimpi itu, saya bingung. Soalnya Pak Jokowi bukan bicara resep olahan daging sapi. Seperti yang sedang saya pikirkan.

Pak Jokowi di mimpi itu, minta saran dan pendapat saya sebagai orang Sunda. Waduh. Kumaha ieu.

Mimpi memang bebas. Bisa apa saja. Seperti yang saya alami, bukan dapat impian soal resep olahan daging sapi, ini malah harus beri saran ke presiden. Hahaha.

Loh, saya kan rakyat biasa. Bukan Pak Luhut yang serba siap dan asa saja solusi untuk masalah negara. Saya mikirnya baru resep olahan daging sapi.

Itu juga, resep olahan daging sapi bukan buat beneran bikin olahan. Sekadar untuk konten tulisan. Zaman digital kan. Menulis apa saja trend bisa ada duitnya. Jika pas banyak yang suka dan klik. Hehehe

Nah, balik ke mimpi. Pak Jokowi keukeuh minta diberi saran. Juga pendapat saya sebagai orang Sunda, tentang bagiamana mengurus Indonesia. 

Aya-aya wae nya. Dasar mimpi. Saya akhirnya nyerah. Sebab Pak Jokowi keukeuh. 

Tahu kan. Gayanya beliau yang khas, senyum ramah dan gestur yang tidak kaku, merakyat banget gitulah. Jelas, saya di mimpi itu sebagai rakyat terpesona. Apalagi beliau datangnya tanpa pengawalan yang ketat. Kan di mimpi...bebas atuh. Wkkkk

Saya harus kasih saran apa? Bingung juga. Untung tidak kasih resep olahan daging sapi. Saya sudah banyak simpan soalnya. Browsing di Mbah Google. 

Pak Jokowi, kata saya. Rakyat mah suka banget sama bapak. Tidak ada presiden yang semerakyat bapak. Slengean pun oke bapak mah.

“Hanya itu pak, soal menteri-menteri bapak, sepertinya belum bisa ikuti apa mau bapak untuk rakyat lebih baik,” kata saya. Di mimpi itu loh. Ulah salah nya. Di dalam mimpi.

Saya tambahkan lagi, tapi bukan resep olahan daging sapi ya. Saya sampaikan ke Pak Jokowi soal harga sembako. Rakyat susah kalau sembako harganya terus naik. 

Saya minta tolong, Pak Jokowi kalau mau Indonesia baik, soal harga sembako saja turunkan. Rakyat pasti senang. 

Soal periode bapak yang ramai itu, rakyat mah, kata saya, tidak ambil pusing. Pokoknya bapak turunkan harga sembako. Jamin stabil.

Saya akhirnya terbangun. Sebab ustadz di masjid sudah terdengar mengaji. Tanda lima menit lagi mau adzan Subuh.

Sambil jalan ke kamar mandi, saya masih bingung dengan mimpi itu. 

Ada rasa sesal, kok gak sempat minta sepeda ya. Hahahaha.