header iklan
Internet Cepat Buat Apa? Speed Internet Indonesia Urutan Terakhir di ASEAN
Penulis : Andriansyah |
Kamis 08 June 2023, 09:18 WIB |
Internet Cepat Buat Apa? Speed Internet Indonesia Urutan Terakhir di ASEAN - WASTU.ID

ASO merupakan bagian penting dalam meningkatkan kualitas layanan internet. Indonesia memiliki pita frekuensi 700 Mhz yang disebut sebagai frekuensi emas untuk peningkatan internet broadband.

Melalui digitalisasi sistem penyiaran televisi terestrial, akan terjadi efisiensi spektrum dengan menghasilkan dividen digital sebesar 112 Mhz. Selain itu, 90 Mhz frekuensi lainnya akan digunakan untuk internet broadband atau internet cepat. 

Frekuensi 700 Mhz ini juga dapat digunakan untuk kepentingan lain, yang dapat memberikan kontribusi tambahan sebesar 31,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 443,8 triliun terhadap PDB nasional.

Direktorat Jenderal IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan bahwa digitalisasi penyiaran televisi menghasilkan rantai ekonomi yang bergerak. 

Hal ini terlihat dari pembangunan infrastruktur multiplexing, industri elektronika, produksi TV digital, hingga produksi dekoder. 

Selain itu, digitalisasi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital, seperti layanan internet broadband, e-commerce, e-education, dan e-health, karena meningkatnya kualitas internet.

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sekitar 77,02% penduduk Indonesia atau sebanyak 210.026.769 orang telah terkoneksi dengan internet pada tahun 2022 dari total populasi 272.682.600 jiwa. Angka ini meningkat hampir 4% dibandingkan dengan tahun 2020.

Dalam data tersebut, ditemukan bahwa 98% penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Selain itu, mereka juga memanfaatkan internet untuk mengakses layanan publik dan melakukan transaksi online.

Meskipun terjadi peningkatan kecepatan internet di Indonesia, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kecepatan internet masih rendah. 

Salah satunya adalah infrastruktur jaringan yang belum merata, terutama di daerah terpencil dan pedalaman. Selain itu, kualitas infrastruktur jaringan di perkotaan yang padat penduduk juga belum optimal karena biayanya yang tinggi.

1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TERPOPULER
TERPOPULER