header iklan
Pendidikan Karakter kepada Anak, Penting Tidak Sih?
Penulis : Alisundana |
Jumat 03 March 2023, 11:01 WIB |
pendidikan karakter

WASTU.ID - Pendidikan karakter kepada anak, apakah penting?

Mayoritas jawaban pasti pendidikan karakter sangat penting.

Tetapi realitanya, masalah karakter sering membuat gundah kita semua. Khususnya yang menyangkut perilaku anak-anak masa kini.

Dulu, karena pendidikan karakter, perilaku anak-anak bisa lebih terukur. 

Misalnya, bagaimana sikap terhadap orang yang lebih tua usianya. Istilahnya, ada ewuh pakewuh dari yang lebih muda kepada yang lebih tua usianya.

Yang muda menghormati, yang tua menghargai dan mengayomi.

 Barangkali itu terjadi karena filosofi pendidikan karakter yang diemban tokoh pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara. 

Filosofi pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara yakni olah hati (etika), olah pikir (literasi), olah karsa (estetika), dan olah raga (kinestetik), berhasil diterapkan.

Sehingga di dunia pendidikan, bagaimana murid patuh, hormat dan begitu menghargai gurunya—mulai gingkat dasar sampai sekolah menengah atas--Itu karena buah dari pendidikan karakter.

Bukan saja selama proses belajar di sekolah. Buah pendidikan karakter itu dituai sampai anak didik itu lulus, bekerja, bahkan berumah tangga, anak-anak didik para guru itu tetap hormat. Bahkan memuliakannya gurunya.

Mereka juga tetap hormat kepada siapa saja yang usianya lebih tua. Contoh, kalau lewati masih mengucapkan permisi dan sejenisnya.

Kondisi saat ini, sudah berbeda jauh. Ewuh pakewuh nyaris sirna. Anak-anak yang lebih muda, tidak kenal kata permisi.  Nyelonong saja kalau papasan, atau melewati orang yang lebih tua.

Fakta ini semakin miris. Ketika banyak diberitakan perilaku buruk anak-anak yang masih usia pelajar sekolah menengah pertama dan atas.

Misalnya, mereka membentuk kelompok motor. Populernya disebut gank motor. Bagaimana mereka berperilaku brutal di jalanan. Kadang merusak dan melukai orang lain yang tidak berdosa.

Kasus heboh saat ini, anak remaja usia 17 tahun dipukuli sampai koma. Pelakunya mahasiswa, usia 20 tahun. 

Anak muda itu berasal dari keluarga mapan. Ayahnya pejabat dan ibunya pebisnis kuliner dan properti. Bagaimana bisa begitu brutal dan kejam melakukan pengiayaan.

Kalau merujuk filosofi pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara, ada kegagalan pendidikan karakter. Yakni olah hati. Sehingga anak muda itu begitu ringannya berbuat brutal mendekati sadis.

Tentu banyak yang bertanya, pendidikan karakter anak muda itu bagaimana. Apakah di rumah oleh orang tuanya tidak dididik moralnya dengan baik. Kok bisa brutal begitu?

Pakar psikologi pendidikan Amerika, John W Santrock memberikan definisi tentang character education  (pendidikan karakter) sebagai berikut:

2
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TAGS :
#pendidikan
TERPOPULER
TERPOPULER