header iklan
Waspada! Baduta Rawan Stunting, Ibu Menyusui Harus Paham Ini
Penulis : Alisundana |
Senin 27 February 2023, 11:43 WIB |
ilustrasi stunting

WASTU.ID - Waspada. Baduta rawan stunting. Ibu menyusui harus paham kaidah-kaidah dalam menyusui.

Loh, masa menyusui saja ada kaidahnya? Apa hubungannya dengan stunting?

Memang ada kaidah dalam menyusui. Kalau masa menyusui bermasalah, atau tidak sesuai kaidah, potensi baduta (bayi di bawah usia 2 tahun) bisa kejadian stunting

Kaidah menyusui ini penting dipahami ibu menyusui. Walaupun di masa pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif, kalau kaidah menyusuinya tidak benar, potensi stunting akan terjadi.

Ketua Persatuan Ahli Gizi Kota Tasikmalaya, Otong Sukmana, menjelaskan bahwa prevalensi (proporsi dari populasi) 5 % masih ada kejadian masa ASI eksklusif ada balita stunting

Salah satu penyebabnya sebagai berikut:

1. Posisi menyusui anak. 

Kalau posisi tidak pas akan pegal lehernya. Akibat terganggu lehernya, bayi waktu menyusunya cepat. Dia akan melepaskan puting. Kondisi ini oleh ibunya dianggap kenyang.

2. Pelekatan Mulut Bayi

Saat bayi menyusu itu harus ketemu puting payudara. Inilah yang disebut pelekatan. 

Pelekatan yang bagus, mulut bayi harus menempel semua sehingga kenyotannya bisa kuat. 

Kalau posisi pelekatannya pas, akan berdampak cadangan ASI di belakang payudara terambil. Sehingga bayi akan kenyang dan produksi ASI tidak akan menurun.

Sebaliknya kalau pelekatan tidak tepat, dampaknya cadangan ASI tidak terambil.

 Otomatis produksi ASI juga menurun. Bayi masa ASI eksklusifnya terganggu. Efeknya, jadilah bayi stunting.

3. Fekuensi Menyusui

Perhatikan frekuensi menyusui bayi. Menyusui ynag baik frekuensinya harus 8-12 kali sehari menyusui.

 Awas, jangan bangga kalau bayinya selalu tidur nyenyak. Misalnya 5 jam tidak bangun-bangun. Itu akan mengganggu jumlah asupan ASI ke bayi.

Jadi, harus diupayakan bayi itu setiap 2 jam sekali dibangunkan. Disusui ASI.

1
2
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
TAGS :
#stunting
TERPOPULER