<b>CIPATUJAH, WASTU.ID��</b>��� Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Taiskmalaya menyatakan belum adanya deteksi dini tsunami di wilayah pantai di Tasik Selatan. Peringatan masih dilakukan secara manual apabila ada potensi tsunami.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya Yafit Khairul Adnan ST MT menyebutkan, memang belum ada deteksi dini terkait tsunami di Tasik Selatan.

���Iya memang saat ini belum ada. Informasinya akan ada dari BNPB. Posisi kita masih menunggu, tapi belum ada kabar update lagi soal deteksi dini tsunami itu,��� kata dia, menjelaskan.

Saat ini, pihaknya masih menggunakan Early Warning System (EWS) dari BMKG, selalu ada info potensi tsunami atau tidak dan itu biasanya seiring dengan info gempa yang terjadi.

Kalau ranah BPBD, sebetulnya peringatan tsunaminya berupa sirine. Itu juga jika ada info awal dari BMKG terkait potensi atau tidaknya akan adanya tsunami, dan EWS tsunami yang berupa pendeteksiannya itu merupakan ranah BMKG.

���Maksudnya, jika dari BMKG ada peringatan adanya potensi tsunami, nanti dilanjut dengan bunyi sirine di kawasan tersebur,��� kata Yafit, menjelaskan.

Sementara itu, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya Dedi Mulyadi mengungkapkan memang saat ini dibutuhkan sekali alat deteksi dini tsunami. Apalagi, di pantai di�� Tasik Selatan pernah terjadi bencana tsunami.

���Tapi sistemnya harus yang benar-benar akurat. Dulu pernah di Pangandaran ketika ada pasang besar disangka tsunami. Air pasang besar disangka tsunami jadi warga pada kabur,��� ujarnya.

Dedi mengharapkan kalau pun akan ada alat deteksi dini tsunami bisa yang benar-benar akurat. Karena, selama ini ombak pasang pun terdeteksi tsunami yang menyebabkan warga panik.

Biasanya, kata dia, tsunami akan terjadi diawali dari gempa besar dulu. Itu berkaca terhadap pengalaman yang sudah terjadi beberapa tahun silam.